Hari Kamis, 25 Desember 2003 lalu, aku melihat kuasa sebuah doa. Doa selama bertahun-tahun akhirnya berakhir dengan kata yang tak terucapkan, aku hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala atas perbuatan Tuhan yang ajaib.
Aku punya seorang abang, anak dari kakak mama. Dia dua tahun lebih tua dariku. Abangku ini berkulit hitam dan tinggal di Riau, Pekan Baru. Ia datang ke Jakarta untuk kuliah di ITI (Institut Teknologi Indonesia) di Serpong. Sejauh yang aku kenal, dia adalah pemuda yang keras, cuek, dan bersikap masa bodoh terhadap orang tua. Hidupnya jauh dari Tuhan dan hidup seenaknya sendiri.
Berulang kali ia membuat masalah yang membuat orang tuanya putus asa sehingga meminta aku dan kedua adikku untuk mendoakannya. "Doakan abangmu itu. Biar dia berubah," kata Mak Tuaku berulang kali di berbagai kesempatan.
Dia paling anti dengan kata-kata Tuhan, pelayanan, gereja, dan sebagainya. Dia menunjukkan sikap tidak percaya kalau Tuhan itu benar-benar masih bekerja di bumi ini. Beberapa kali kami beribadah di gereja Duta Injil, dia memilih keluar tidak mendengarkan khotbah. Dia merasa tempatnya bukan di situ. Setelah khotbah selesai atau kebaktian hampir selesai, dia kembali ke tempat duduknya.
Aku bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang harus kulakukan?" Setiap bertemu dengannya aku berdoa singkat, "Tuhan, jamah hidupnya." Satu kalimat pendek yang juga kuperkatakan buat teman-temanku yang lain, yang masih terhilang dan hidup dengan kekuatannya sendiri, kecewa terhadap diri sendiri, orang tua dan Tuhan.
Mereka menyalahkan Tuhan atas semua yang telah terjadi. Kalaupun mereka sudah bangkit dan memulai lembaran baru dalam hidup mereka, masa lalu yang hitam itu tidak pernah hilang dalam ingatan mereka.
Kamis sore itu, selama beberapa jam di rumahku, kami ngobrol banyak hal. Inilah untuk pertama kalinya aku dan dia benar-benar 'nyambung' baik secara fisik maupun roh. Dia yang dulu keras kini sudah menunjukkan sikap yang rendah hati. Kalimatnya bermakna dan tidak lagi ketus. Dia berbeda sekali. Di meja makan itu aku menikmati perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Selama setahun dia menganggur. Selama setahun itu pulalah Tuhan menghajar dia dan membentuk dia. Ratusan lowongan sudah dicarinya tetapi tidak ada satupun yang medatangkan hasil. Di tengah-tengah situasi itu, Tuhan menjadi nyata dalam hidupnya.
Belakangan dia terlibat di CBN (Cahaya Bagi Negeri) sebagai part-time engineering. Di sana dia 'terpaksa' mengikuti ibadah pagi setiap hari sebelum jam kerja. Sekarang dia sering mengunakan kata 'Kristus', 'Tuhan', dan segala perkataan rohani yang membuatku cuma senyum-senyum sendiri. "Tuhan itu memang luar biasa. Dia sanggup mengubah hati siapa saja," kataku dalam hati.
Aku bersukacita karena perbuatan Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Hanya Tuhan yang bisa merubah hidup seseorang. Melalui doa yang tiada putus-putusnya kita melihat Tuhan menyatakan kuasa-Nya.
Hari Jumat siang, aku, adikku, mama, dan abangku pergi ke Mall Ambassador. Kebetulan abangku ini kos di belakang mal itu. Dalam perjalanan kami ke Carrefour, aku melihat hal kecil yang bermakna dalam buatku. Kini, abangku dengan bangga menenteng Alkitab kecil di tanggannya di antara keramaian di Pasar Serba Ada itu. Dulu dia jarang sekali membawa Alkitab, tetapi kini, dia merasa bangga dengan Alkitab di tangannya itu. Ketika disinggung soal Alkitab di tangannya itu, dia berkata sambil tersenyum, "Aku sudah bertobat."
Puji syukur kepada Allah yang sanggup melakukan banyak perkara yang ajaib. Puji syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang oleh kekayaan rahmat-Nya melimpahkan kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup berkenan di hadapan-Nya. Puji syukur kepada Tuhan buat kesetiaan-Nya bagi mereka yang menanti-nantikan Dia. Kau luar biasa Tuhan! Kau dahsyat! Kau mengagumkan! YOU ARE AMAZING!
Kiriman: Ita Yanti
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
LATEST ARTICLES
Posting Komentar